Committee Choice:
Feature Narrative – Asog oleh Seán Devlin (Canada). Keputusan Komite: “Melalui penceritaan yang ahli, penonton diajak ke dunia karakter, merasakan emosi mereka secara intim dan meruntuhkan batas-batas sosial. Pada tataran penceritaan, berbagai agenda bersaing untuk mendapatkan perhatian. Karya film Devlin ini mampu memperlihatkan pencapaian seperti kebanyakan perjuangan organisasi, yaitu: memberi pemahaman dan penerimaan.”
Committee Choice:
Feature Documentary – Point of Change oleh Rebecca Coley (United Kingdom). Keputusan Komite: “Film ini membawa Anda ke dalam budaya dan komunitas yang benar-benar berbeda, kemudian meningkatkan signifikansi dari kisah peringatan modern ini melalui hubungannya dengan Kevin Lovett. Point of Change bukan hanya film dokumenter biasa—film ini adalah narasi penuh dramatik yang memikat dan menarik Anda melalui penceritaan yang unik.”
Sustainable Film Award:
Kewang – Nature’s Ancient Guardians oleh Indah Rufiati (Indonesia). Kategori baru ini berfokus pada kekuatan penceritaan dalam mengatasi tantangan keberlanjutan yang mendesak. “Ancient Guardian tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga menginspirasi penonton untuk bertindak dan membuat perbedaan positif.”
Aicef Cross-cultural Award:
Sculpting the Giant oleh Banu Wirandoko dan Rheza Arden Wiguna. Penghargaan Film Lintas Budaya diberikan kepada sepasang pembuat film narasi pertama atau kedua yang karyanya secara kokoh mengangkat tema lintas budaya.
Pernyataan dan Anggota Juri Balinale 2024
Pernyataan Juri Kategori Film Kompetisi: “Kami sangat terkesan dengan kualitas kemampuan para finalis di kompetisi tahun ini. Setiap film menampilkan perspektif unik, menyelami berbagai budaya, cerita pribadi, dan isu sosial, yang menyoroti bakat dan kreativitas luar biasa dari seluruh dunia. Merupakan kehormatan menjadi bagian dari juri dan menilai karya-karya yang sangat apresiatif.”
Ben Vereen: Aktor Amerika peraih Tony Award-winning, penari, dan penyanyi. Ben meraih popularitas melalui pertunjukan drama musikal Jesus Christ Superstar, di mana Ben mendapatkan nominasi. Berikutnya di Pippin, Ben memenangkan Aktor Terbaik. Ben juga membintangi sejumlah program TV, termasuk perannya di karya sutradara George Moore berjudul ‘Chicken’ untuk miniseri berjudul Roots. Ben mendapatkan nominasi di tahun 1977. Karya mutakhirnya di film karya Roland Joffe berjudul Gray House.
Sam Buckland: Director of Programming and International Engagement di Australian Film Institute (AFI AACTA). Sam bertanggung jawab mengkurasi dan mengelola seluruh program secara global. Selama lebih dari 25 tahun, Sam telah memproduksi ratusan judul yang berkaitan dengan aktivitasnya di Australia dan luar negeri. Sebelum bergabung dengan AACTA, Sam selama 10 tahun menjabat sebagai Direktur Film Eropa untuk AMPAS (Oscar), mewakili Academy untuk wilayah Eropa.
Amelia Hapsari: Orang Indonesia pertama yang masuk sebagai anggota Academy Motion Pictures Arts and Sciences (Oscar). Amelia aktif dalam produksi dokumenter, menyutradarai, dan memproduksi sejak 2001. Menjabat sebagai Direktur Program In-Docs (2012–2020), Amelia mendukung film dokumenter terbaik Asia melalui bimbingan, pendanaan, dan distribusi ke seluruh dunia. Amelia juga memegang peran penting untuk program seperti Dare to Dream Asia, Good Pitch Southeast Asia 2017, Good Pitch Indonesia 2019, Docs By The Sea 2017–2020, dan IF/Then Southeast Asia 2019.
Josie Lin: Bergabung dengan Asia Film Awards Academy (AFAA), organisasi nirlaba yang didirikan pada 2015 oleh tiga festival film besar Asia—Busan, Hong Kong, dan Tokyo International Film Festival. Josie menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan mitra industri dengan BAFTA melalui program-program unggulan yaitu Breakthrough. Terlibat dalam berbagai projek festival film internasional di Asia, Josie mendorong pertukaran antara perfilman Hong Kong dan penonton film Asia.