Hyundai sebagai salah satu jenama mobil ternama di Indonesia, penjualannya terkoreksi sepanjang 2024 hingga April lalu. Penjualan wholesales (distributor ke retailer) pada April hanya mencatatkan 1.485 unit, jauh dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu dengan angka 2.241 unit.
Banyak faktor yang mengakibatkan hal ini, salah satunya adalah merosotnya penjualan mobil listrik Hyundai. Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto, mengungkapkan ini berkaitan dengan psikologis konsumen dari regulasi-regulasi insentif yang simpang siur.
Regulasi insentif yang muncul satu per satu disebutkan Fransiscus sebagai salah satu faktor yang membuat konsumen menahan diri untuk memutuskan membeli mobil listrik.
“Sekarang pabrik atau customer itu semua menunggu kepastian dari regulasinya seperti apa gitu. Jadi kalau mau keluar (regulasinya) sebenarnya dalam timing waktu yang sama saja,” buka Fransiscus beberapa waktu lalu saat ditemui di Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta.
Paling baru, sejumlah produsen telah meraup insentif mobil listrik impor berkat regulasi insentif yang tertuang dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2023 sebagai pembaruan dari Perpres Nomor 55 sebelumnya.