Liputan6.com, Beijing – China mengibarkan bendera nasional mereka di sisi Bulan usai misi dari wahana penjelajah Chang’e-6 sukses mendarat di satelit Bumi tersebut.
Tiongkok mencatatkan sejarah, untuk pertama kalinya bagi negara tersebut tiba di Bulan.
Misi tersebut dipuji sebagai keberhasilan China, yang telah membuat kemajuan signifikan dalam program antariksa.
Kini, China punya tujuan untuk untuk menempatkan seseorang di Bulan sebelum akhir dekade ini, dikutip dari laman AP, Selasa (4/6/2024).
Sebelumnya, Badan Antariksa Nasional China (CNSA) melaporkan bahwa misi Chang’e 6 mendarat di Cekungan Kutub Selatan-Aitken pada Minggu pagi pukul 06.23 waktu Beijing.
Dilansir BBC, Misi Chang’e-6 bertujuan untuk mengumpulkan batuan dan tanah berharga dari wilayah ini untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Misi ini dapat mengekstraksi beberapa batuan tertua di Bulan dari kawah besar di kutub selatannya. Namun, pendaratan tersebut penuh dengan risiko, karena sangat sulit untuk berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa begitu mereka mencapai sisi jauh Bulan.
Sejak diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang pada 3 Mei, pesawat ruang angkasa Chang’e 6 telah mengorbit Bulan dan menunggu untuk mendarat.
Pada Minggu (2/6), komponen pendarat dari misi tersebut akan terpisah dari pengorbit dan berusaha mendarat di sisi Bulan yang menghadap jauh dari Bumi secara permanen.
Jika berhasil, dibutuhkan waktu hingga tiga hari untuk mengumpulkan material dari permukaan.
“Semua orang sangat gembira karena kita bisa melihat bebatuan yang belum pernah dilihat orang sebelumnya,” jelas pakar geologi bulan di Universitas Manchester, John Pernet-Fisher.
Dia telah menganalisis batuan bulan lainnya yang dibawa kembali oleh misi Apollo milik Amerika Serikat (AS) dan misi China sebelumnya. Namun, dia mengatakan kesempatan untuk menganalisis batuan dari area berbeda di Bulan dapat menjawab pertanyaan mendasar tentang bagaimana planet terbentuk.