Sepakat dengan itu, dr. Ingrid menjelaskan, tubuh manusia memerlukan karbohidrat, protein, dan lemak setiap harinya. “Jangan takut makan kabrohidrat, karena masih dibutuhkan oleh tubuh,” ujarnya. “Bagi yang berat badannya sudah berlebih, bisa dikurangi jumlah asupannya.”
Ia juga merekomendasikan untuk menghindari karbohidrat jelek, seperti makanan dan minuman manis, serta disarankan mengurangi asupan tepung dan olahannya. “Masih boleh kok makan karbohidrat baik, seperti nasi, jagung, kentang, ubi, talas, gandum, dan jagung dengan jumlah yang sesuai,” ia mengatakan.
“Protein juga dibutuhkan tubuh, tapi biasanya kelebihan kalori disebabkan cara olah yang berminyak, misalnya deep fry atau tumis dengan terlalu banyak minyak,” imbuhnya. Protein yang baik, menurut dr. Ingrid, termasuk ayam tanpa kulit, ikan, telur, daging tanpa lemak, tahu, tempe, kacang merah, dan kacang hijau.
Sementara tubuh sehat seharusnya jadi tujuan utama diet, pengaturan pola makan acap kali diterapkan untuk mendapatkan berat badan ideal. Apa itu sebenarnya? Dokter Ingris menjelaskan, berat badan idel adalah berat badan yang dianjurkan berdasarkan tinggi badan seseorang.
“Bagi perempuan, rumus cara menghitung berat badan ideal adalah {tinggi badan (cm) – 100} – {(tinggi badan (cm) – 100) x 15 persen}. Sementara untuk pria: {tinggi badan (cm) – 100} – {(tinggi badan (cm) – 100) x 10 persen},” bebernya.
“Bagi sebagian orang, penentuan berat badan ideal ini kurang cocok karena dirasa terlalu kurus. Karena itu, bisa dipakai target kisaran berat badan normal berdasarkan Indeks Massa Tubuh,” ia menambahkan.