Liputan6.com, Jakarta Ketika Mark Cuban menjual sebuah bisnis, dia selalu menyisihkan sebagian hasilnya untuk satu tujuan tertentu, seperti membaginya kepada karyawan perusahaan. Semakin besar transaksi, semakin besar pembayarannya.
Cuban menyulap sebagian besar atau 91% karyawannya menjadi orang kaya mendadak alias OKB setelah menjual Broadcast.com. Sebanyak 330 karyawan menjadi jutawan ketika layanan streaming audio tersebut dijual ke Yahoo seharga USD 5,7 miliar pada tahun 1999.
Melansir CNBC Internasional, Sabtu (8/6/2024), Cuban memulai praktik ini setelah menjual perusahaan pertamanya, sebuah perusahaan perangkat lunak bernama MicroSolutions, seharga USD 6 juta kepada CompuServe pada tahun 1990.
Dia mengambil 20% dari total harga jual, dan membayarkannya kepada 80 karyawan. Besaran bonus yang dibagikan akan setara dengan USD 15.000 per staf, jika didistribusikan secara merata.
Cuban melakukan hal serupa saat menjual saham mayoritasnya di HDNet, yang sekarang dikenal sebagai AXS TV, pada tahun 2019 dan Dallas Mavericks dari NBA tahun lalu.
Pada 1995, Cuban berinvestasi dan mengambil kendali operasional AudioNet, platform streaming yang akhirnya menjadi Broadcast.com. Ide bisnis ini ditanggapi dengan skeptis pada saat internet masih baru.
“Tidak ada orang yang melakukannya. Bukan siapa-siapa. Orang-orang mengira saya idiot,” kata Cuban.
Setelah menjual Broadcast.com, Cuban menerima sebagian besar saham Yahoo, yang dianggap sangat berharga pada saat itu. Tapi alih-alih menahannya, dia segera menguangkannya. Dia senang dengan uang yang dia peroleh dan curiga pasar saham terlalu mahal.
Beberapa bulan kemudian, gelembung dot-com pecah dan harga saham Yahoo merosot. “Hal ini memberi saya sebuah pelajaran yang luar biasa. Ketika Anda hanya mengejar dolar, hasilnya tidak akan pernah berjalan baik,” kata Cuban.
Tahun lalu, Cuban menjual sebagian besar saham Mavericks kepada keluarga Adelson dan Dumont, yang menjalankan Las Vegas Sands Corporation, dalam kesepakatan yang dilaporkan bernilai sekitar USD 3,5 miliar. Dia mempertahankan 27% kepemilikan dan kendali operasi bola basket, Associated Press melaporkan pada saat itu.
Kesepakatan itu mengakhiri status lama Cuban sebagai pemilik mayoritas NBA. Pada tahun 2000, miliarder baru ini membeli saham awalnya di tim tersebut seharga USD 285 juta tanpa melakukan negosiasi atau mencoba menurunkan harga bahkan satu sen pun.