Pria tersebut memiliki beberapa kondisi medis yang mendasari, mengalami gejala seperti demam, sesak nafas, diare, mual, dan malaise umum pada 17 April. Setelah tiga minggu terbaring sakit karena alasan lain, ia mencari perawatan medis pada 24 April di National Institute of Respiratory Diseases “Ismael Cosio Villegas” (INER).
Namun, ia meninggal pada hari yang sama akibat komplikasi kondisinya. Hasil tes Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dari sampel pernapasan yang diambil di INER menunjukkan adanya virus influenza A yang tidak dapat disubtipkan.
Pada 8 Mei, sampel tersebut dikirim untuk pengurutan di Laboratorium Biologi Molekuler Penyakit Menular CIENI dan hasilnya positif untuk influenza A(H5N2). Pengujian lebih lanjut oleh Institut Diagnosis Epidemiologi dan Referensi (InDRE) pada 20 Mei mengkonfirmasi subtipe virus tersebut.
Sejauh ini, tidak ada kasus tambahan yang dilaporkan selama investigasi epidemiologis. Sebanyak 17 kontak yang diidentifikasi dan dipantau di rumah sakit tempat pasien meninggal, hanya satu orang yang melaporkan hidung berair antara 28 dan 29 April. Sampel yang diambil dari kontak rumah sakit ini antara 27 dan 29 Mei dinyatakan negatif untuk influenza dan SARS-CoV-2.
Selain itu, 12 kontak tambahan (tujuh simptomatik dan lima asimptomatik) di dekat kediaman pasien juga diuji. Hasil dari InDRE pada 28 Mei menunjukkan semua sampel dari kontak di sekitar tempat tinggal pasien negatif untuk SARS-CoV-2, influenza A, dan influenza B berdasarkan RT-PCR. Hasil sampel serologi masih menunggu.