Harga emas dunia melonjak hingga sentuh level tertinggi dalam dua minggu pada perdagangan Kamis, 6 Juni 2024. Harga emas menguat setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.
Sentimen tersebut mendorong harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada akhir 2024 dengan fokus beralih ke data non-farm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, 7 Juni 2024 waktu setempat.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,8 persen ke posisi USD 2.373,99 per ounce. Harga emas berjangka Amerika Serikat bertambah 0,7 persen ke posisi USD 2.393.
Di antara logam mulia lainnya, harga perak di pasar spot naik 4,2 persen menjadi USD 31,26 per ounce. Harga platinum bertambah 1,7 persen menjadi USD 1.008,60. Sedangkan harga palladium turun 0,2 persen menjadi USD 929,75.
Pada Rabu waktu setempat, data menunjukkan gaji pekerja swasta di AS meningkat kuran dari perkiraan pada Mei 2024. Sedangkan data dari bulan sebelumnya direvisi lebih rendah.
“Angka ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah kemarin memberikan sedikit keyakinan mungkin laporan (penggajian) besok tidak akan lebih kuat dari perkiraan, dan itu akan bersahabat dengan pasar emas dan perak,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff seperti dikutip dari CNBC.
Selain itu, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
“Jika kita melihat laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan, ekspektasinya adalah the Fed mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat yang dapat menambah sedikit tekanan pada pasar emas,” ujar Direktur High Ridge Futures, David Meger.