Saat ini terdapat 43 tahanan politik di penjara Thailand, sebanyak 25 di antaranya menghadapi dakwaan penghinaan kerajaan. Menurut THLR, terdapat 27 aktivis yang menjalani penahanan praperadilan.
Chonthicha “Lookkate” Jangrew, seorang aktivis dan anggota partai oposisi Move Forward Party, mengaku dirinya kini mengkhawatirkan nasib para tahanan politik yang lain.
“Salah satu kekhawatiran saya adalah tragedi ini mungkin berdampak pada kesehatan mental para aktivis lain,” katanya kepada DW.
“Masih ada 43 tahanan politik yang beberapa di antaranya memiliki masalah kesehatan. Kita juga harus memantau secara saksama apakah mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang baik atau tidak,” tambah Lookkate.
“Apa yang terjadi pada Bung bukanlah tindakan menyakiti diri sendiri. Dia melakukan mogok makan untuk memprotes ketidakadilan dan menuntut haknya untuk bebas dengan uang jaminan. Selain itu, salah satu hal terpenting adalah reformasi penjara. Perawatan medis di penjara harus diperiksa setelah kematian Bung.”
Lookkate berharap parlemen Thailand akan segera mengesahkan undang-undang yang akan memberikan amnesti bagi narapidana yang dipenjara karena mengikuti aksi demonstrasi sejak tahun 2006.
RUU Amnesti Rakyat didukung oleh koalisi kelompok masyarakat sipil, aktivis dan Partai Move Forward.
“Kami berusaha untuk mendorong rancangan undang-undang amnesti di parlemen bagi semua orang yang telah diadili dan saat ini berada di penjara, dan kami sedang berupaya melakukan amandemen undang-undang yang akan mereformasi hak atas uang jaminan bagi penangguhan penahanan buat semua orang.”