Ketika mereka tidak mencapai standar yang mereka tetapkan, mereka cenderung merasa gagal dan tidak berharga. Perfeksionisme ini dapat berasal dari tekanan internal maupun eksternal, seperti tuntutan dari lingkungan atau harapan orang tua.
Lingkungan sosial dan budaya tempat seseorang tumbuh juga berpengaruh terhadap rasa insecure. Budaya yang sangat kompetitif atau yang menekankan kesempurnaan fisik dapat membuat individu merasa tertekan untuk memenuhi standar tertentu.
Selain itu, norma-norma sosial yang mengutamakan status dan prestasi dapat menyebabkan individu merasa insecure jika mereka tidak sesuai dengan harapan tersebut. Misalnya, budaya yang sangat menekankan pentingnya penampilan fisik dapat membuat seseorang merasa insecure tentang penampilan mereka.
Media, baik itu televisi, film, atau iklan, sering kali mempromosikan gambaran ideal yang sulit dicapai. Representasi yang tidak realistis tentang kesuksesan, kecantikan, dan kebahagiaan dapat membuat individu merasa tidak cukup baik.
Media juga sering kali memperkuat stereotip dan standar yang tidak sehat, yang dapat menambah tekanan pada individu untuk memenuhi harapan tersebut. Dampaknya, mereka yang sering terpapar oleh gambaran media ini mungkin merasa insecure tentang diri mereka sendiri.
Mengatasi rasa insecure memerlukan pemahaman mendalam tentang penyebab yang mendasarinya. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor ini, individu dapat mulai mengambil langkah untuk membangun rasa percaya diri dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Pendekatan seperti terapi, dukungan sosial, dan pengembangan diri dapat membantu mengurangi perasaan tidak aman dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penulis: Belvana Fasya Saad