dr. Riris Asti Respati Sp.DV, menjelaskan setelah hasil genotip didapatkan, selanjutnya penelitian tersebut ditranslasikan menjadi kondisi kulit yang terlihat secara kasat mata, yaitu fenotip. “Jadi, contohnya seperti flek hitam, keriput, kulit kering, ataupun kulit kendur,” ungkap dr. Riris.
Ia juga menjelaskan, bahwa fenotip dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah genotip atau gen dan biografis. “Misalnya, di negara barat fenotip kulitnya dalam hal penuaan, lebih ke arah keriput. Sedangkan kalau orang Asia atau orang Indonesia, biasanya lebih ke arah flek,” katanya, seraya menambahkan bahwa penggunaan skincare juga berpengaruh bagi fenotip.
Ia juga menjelaskan hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian tersebut. Permasalahan kulit yang paling sering dialami masyarakat Indonesia adalah pembesaran pori (cheek sebaceous pores), garis lipatan leher (horizontal neck folds), dan garis senyum (nasolabial folds).
Di luar itu, penelitian tersebut menjelaskan ada permasalahan kulit lainnya yang banyak dialami masyarakat Indonesia seperti flek hitam akibat paparan sinar matahari karena Indonesia adalah negara tropis. Ada pula permasalahan keriput, baik itu di mata, di bawah mata atau kantung mata, di bibir, dan kulit kendur di bagian leher.