Liputan6.com, Jakarta – Telegram kemungkinan akan mencapai satu miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu satu tahun karena aplikasi ini diklaim menyebar seperti ‘kebakaran hutan’.
“Kami mungkin akan melampaui satu miliar pengguna aktif bulanan dalam satu tahun sekarang,” kata Pendiri Telegram, Pavel Durov, yang sepenuhnya memiliki aplikasi chat ini.
“Telegram menyebar seperti kebakaran hutan,” klaimnya menambahkan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (18/4/2024).
Durov, yang menurut perkiraan Forbes memiliki kekayaan sebesar USD 15,5 miliar (sekitar Rp 250 triliun), mengatakan beberapa pemerintah telah berusaha menekannya, namun aplikasi tersebut (kini memiliki 900 juta pengguna aktif), harus tetap menjadi platform netral dan bukan ‘pemain dalam geopolitik’.
Salah satu saingan utama Telegram, WhatsApp, memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan.
Financial Times melaporkan pada Maret 2024, Telegram kemungkinan akan mengincar listing di AS setelah perusahaan mencapai profitabilitas.
Telegram, yang sangat berpengaruh di negara-negara republik bekas Uni Soviet, menduduki peringkat pertama sebagai salah satu platform media sosial, setelah Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat.
Telegram, yang berbasis di Dubai, didirikan oleh Durov (kelahiran Rusia), yang meninggalkan negaranya pada 2014 setelah ia menolak memenuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK miliknya, yang ia jual.
Setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, aplikasi Telegram telah menjadi sumber utama konten tanpa filter–terkadang vulgar dan menyesatkan–dari kedua belah pihak tentang perang dan politik seputar konflik tersebut.