Liputan6.com, Jakarta – Akhir-akhir ini, pengguna Instagram bernostalgia dengan kemunculan tren prompt “Lagu Apa yang Masuk Playlist Winamp Kamu Dulu” di fitur Stories.
Winamp, sebuah nama yang pernah menjadi ikon dalam dunia pemutar musik digital, kini kembali menjadi perbincangan hangat.
Aplikasi ini mungkin asing bagi Generasi Alpha, tapi bagi mereka yang tumbuh di era 90-an dan awal 2000-an, Winamp adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman mendengarkan musik di komputer.
Mari kita telusuri perjalanan Winamp dari masa ke masa hingga kembalinya popularitasnya yang mengejutkan banyak orang.
Awal Mula Kejayaan Winamp
Winamp diluncurkan pada 1997 dan dikembangkan oleh Justin Frankel dan Dmitry Boldyrev di bawah perusahaan Nullsoft, seperti dikutip dari Antara.
Dalam waktu singkat, Winamp berhasil merebut hati pengguna dengan antarmuka yang menarik dan kemampuannya untuk memutar berbagai format file musik.
Salah satu fitur yang paling diingat adalah kemampuannya untuk menampilkan visualisasi yang dinamis seiring dengan irama musik yang dimainkan.
Pada akhir 90-an dan awal 2000-an, Winamp menjadi pemutar musik pilihan bagi jutaan pengguna di seluruh dunia.
Dukungan untuk plugin, skin, dan equalizer yang bisa disesuaikan menjadikannya favorit di kalangan pengguna yang ingin pengalaman mendengarkan musik yang lebih personal dan estetis.
Winamp juga dikenal dengan slogan ikoniknya ‘It really whips the llama’s ass!’