Liputan6.com, Jakarta – Proyek mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) lintas negara, Project MBridge telah menandai capaian baru. Salah satunya dengan tercapainya batas minimum produk yang layak atau minimum viable product (MVP).
Tahapan ini menjadi penanda krusial agar mata uang digital resmi bank sentral ini bisa digunakan untuk transaksi lintas negara. Platform transaksi CBDC itu kini menampilkan serangkaian fungsi dasar dalam infrastrukturnya.
Perlu diketahui, Project MBridge ini memulai uji coba pada 2021 dengan kolaborasi Bank of Thailand, Bank Sentral Uni Emirat Arab, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), dan Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA). Proyek tersebut kini telah siap untuk transaksi nilai riil perantara, menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements (BIS).
“Masing-masing institusi yang terlibat di Mbridge kini menjalankan node validator di platform, dan, sambil menunggu persetujuan peraturan di setiap yurisdiksi, mereka dapat memindahkan nilai melalui jaringan,” sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance, Senin (10/6/2024).
Dalam laporan tersebut, pada Februari lalu, proyek ini mencapai tonggak sejarah ketika digunakan untuk menyelesaikan penyelesaian lintas batas dirham digital pertama, dengan membayar USD 13,6 juta langsung ke Tiongkok.
Undang Swasta
Tahap baru ini juga mencakup penambahan Bank Sentral Saudi sebagai peserta penuh dalam proyek tersebut, memperluas cakupannya ke pasar perdagangan bernilai miliaran dolar. BIS kini mengundang perusahaan-perusahaan swasta yang ingin berkontribusi pada proyek ini, sehingga memungkinkan proposal yang dapat berinovasi dan membantu platform tersebut “mencapai potensi penuhnya.”
Mbridge, yang bertujuan untuk menggunakan jalur CBDC untuk mengatasi inefisiensi dan kompleksitas sistem pembayaran berbasis bank saat ini. Diantaranya, termasuk kelambatan, biaya tinggi, dan waktu penyelesaian yang lama, telah membangkitkan kekhawatiran mengenai kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Sementara itu, ada kekhawatiran mengenai karakter dari sistem ini, yang dinilai dapat membuka jalan bagi yuan digital Tiongkok untuk menantang dolar AS dalam perdagangan internasional. Lebih lanjut, para ahli juga mencatat bahwa sanksi tidak dapat diterapkan pada jaringan ini.