Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham teknologi. Sektor saham teknologi melambung 1,42 persen. Lalu sektor saham energi mendkai 1,18 persen. Selain itu, sektor saham industri menguat 0,11 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,29 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan menanjak 0,21 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,03 persen.
Sementara itu, sektor saham basic melemah 0,73 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,03 persen, sektor saham properti susut 0,23 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,26 persen.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, meskipun The Fed kembali mempertahankan suku bunganya tetap di kisaran 5,25-5,5 persen seperti yang diperkirakan, tetapi juga memberikan bahwa penurunan suku bunga satu kali pada tahun ini yang mungkin terjadi paling lambat pada akhir bulan tahun ini.
“Dari mancanegara, angka inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) sebesar 3,3 persen pada Mei 2024, setelah meningkat 3,4 persen pada April 2024. dan sedikit di bawah perkiraan sebesar 3,4 persen,” demikian mengutip dari Antara.
Selain itu, pasar juga memiliki pandangan setiap sinyal tetap menjadi perhatian karena mengenai keputusan suku bunga masih dibayangi sikap spekulasi karena The Fed berpotensi mempertahankan suku bunga acuannya dengan waktu lebih lama.
Hal tersebut dengan mempertimbangkan inflasi yang masih tinggi, sementara The Fed tetap pada target inflasi 2 persen sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan arah suku bunga ke depan. Angka inflasi di bawah perkiraan pasar tentunya membuka ruang harapan terhadap pemangkasan suku bunga acuan masih ada.