Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah laman Muhammadiyah.or.id pada 23 Mei 2024.
Artikel itu menjelaskan acara bedah buku berjudul “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan” yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Jakarta pada 22 Mei 2023.
Peneliti sekaligus penulis buku tersebut Fajar Riza Ulhaq menjelaskan fenomena munculnya varian Kristen Muhammadiyah dapat dijelaskan oleh adanya interaksi yang intens antara siswa-siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Namun, perlu dicatat bahwa interaksi tersebut tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut agama Kristen yang taat.
Selain itu terdapat juga penjelasan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang juga menulis buku tersebut dalam artikel berjudul “Abdul Mu’ti Tegaskan Kristen Muhammadiyah Bukan Sinkretisme Agama” yang diunggah laman Muhammadiyah.or.id 29 Mei 2023.
Mu’ti menjelaskan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah. Mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen. Dengan demikian, varian KrisMuha sesungguhnya bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan Kristen, melainkan simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.
“Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah),” Mu’ti menegaskan.
Selain itu Mu’ti menambahkan, kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Hingga saat ini, lembaga sosial kemasyarakatan Muhammadiyah telah menyentuh area di mana Islam menjadi minoritas. Varian KristenMu menunjukkan peranan pendidikan Muhammadiyah dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa.
“Mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik sebagaimana diatur UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” tutur Guru Besar Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini.
Sumber:
Abdul Mu’ti Tegaskan Kristen Muhammadiyah Bukan Sinkretisme Agama
Banyak yang Tidak Tahu, Berikut Ini Delapan ‘Kampus Kristen Muhammadiyah’