Liputan6.com, Boston – Pada tanggal 10 Juni 1752, Benjamin Franklin menerbangkan layang-layang selama badai petir untuk mengumpulkan muatan listrik ambien (penggunaan energi listrik yang berasal dari sumber-sumber lingkungan di sekitar) dalam sebuah tabung Leyden (tabung untuk menyimpan muatan listrik) yang memungkinkannya untuk menunjukkan hubungan antara petir dan listrik.
Franklin tertarik pada listrik di pertengahan tahun 1740-an, saat banyak orang belum mengetahui tentang hal itu, dan menghabiskan waktu hampir satu dekade untuk melakukan eksperimen listrik. Demikian seperti dikutip dari History, Senin (10/6/2024).
Tahukah Anda? Dia lah yang menciptakan sejumlah istilah yang digunakan saat ini, termasuk baterai, konduktor, dan teknisi listrik. Dia juga yang menciptakan kabel dan alat penangkal petir yang digunakan untuk melindungi bangunan dan kapal-kapal.
Benjamin Franklin lahir pada tanggal 17 Januari tahun 1706 di Boston, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang pembuat sabun dan lilin bernama Josiah Franklin yang merupakan ayah dari 17 anak, dan istrinya bernama Abiah Folger.
Pendidikan formal Benjamin berakhir pada usia 10 tahun dan akhirnya bekerja dengan saudaranya, James yang saat itu adalah seorang tukang cetak.
Pada tahun 1723, setelah berselisih dengan saudaranya, Benjamin memutuskan untuk meninggalkan Boston dan pindah ke Philadelphia, dan memilih bekerja menjadi buruh percetakan di London.
Setelah bekerja sebentar di sana, ia kembali ke Philadelphia dan menjadi pengusaha sukses dengan bisnis penerbitan yaiitu, Pennsylvania Gazette dan Poor Richard’s Almanack, sebuah kumpulan peribahasa yang menganjurkan kerja keras dan kejujuran untuk maju.
Almanak (penanggalan) yang pertama kali diterbitkan Benjamin pada tahun 1733 dengan nama pena Richard Saunders ini memuat kata-kata bijak seperti: “Tidur lebih awal, bangun lebih awal, membuat seseorang menjadi sehat, kaya, dan bijaksana.”