Liputan6.com, Jakarta – PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari ini, Jumat 7 Juni 2024. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui untuk mengalokasikan laba tahun buku 2023 dalam kas. Artinya, tidak ada pembagian dividen.
Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, Ray Antonio Gunara mengatakan laba tahun buku 2023 utamanya akan dialokasikan untuk investasi dan pengembangan proyek baru.
“Kebutuhan kas Harum Energy di tahun 2024 dan ke depannya akan banyak berhubungan dengan investasi atau proyek-proyek lain yang sedang dikerjakan. Jadi perseroan menganggap lebih bijak untuk mencadangkan kas perseroan untuk realisasi dari proyek-proyek baru tersebut,” kata Ray dalam paparan publik perseroan, Jumat (7/6/2024).
Pada tahun buku 2023, Harum Energy berhasil membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Sayangnya, seiring dengan beban yang ikut bengkak, laba perseroan pada 2023 merosot. Perseroan membukukan pendapatan USD 925,52 juta pada 2023. Pendapatan itu naik 2,33 persen dari pendapatan 2022 yang tercatat sebesar USD 904,44 juta.
Dari raihan tersebut, Harum Energy membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar USD 151,04 juta. Laba ini turun 49,94 persen dibandingkan laba pada 2022 yang mencapai USD 301,75 juta.
“Jadi karena adanya proyeksi kebutuhan kas atau kebutuhan investasi perseroan yang cukup material di tahun 2024 dan ke depannya. Terutama hubungan dengan konstruksi proyek di PT Blue Sparking Energy,” imbuh Ray.
Saat ini Blue Sparkling Energy mengembangkan suatu proyek high pressure acid leaching yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Estate di Kabupaten Halmahera Tengah.
Proyek tersebut dirancang untuk memproduksi nickel cobalt hydroxide intermediate product dengan kapasitas terpasang tahunan 67.000 ton atau kurang lebih 10 persen setara nikel dan sekitar 7.500 ton atau kurang lebih 10 persen kobalt, termasuk fasilitas dan infrastruktur pendukungnya.