Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh BTPN Syariah dalam memberdayakan masyarakat inklusi melalui kumpulan.
Ia mengakui bahwa pendampingan yang rutin dilakukan BTPN Syariah ini, mampu mendorong perekonomian warga dan membantu ibu-ibu nasabah memiliki kehidupan yang lebih baik sekarang.
Nasabah Bank BTPN Syariah asal Desa Mekarsari, Nani Maryani (49 tahun) mengatakan, dirinya tertarik menjadi nasabah Bank BTPN Syariah karena konsepnya berbeda dari yang lainnya. Pertama-tama, warga diajak berkumpul di salah satu rumah warga.
“Kumpulan ini, ada pembinaan buat kami, ada nilai-nilai edukasinya juga,” ujarnya.
Jadi, setelah kumpul warga tidak langsung dikasih pinjaman. Melainkan diedukasi dulu, termasuk diarahkan jika uang itu wajib untuk modal usaha. Bukan untuk kepentingan konsumtif lainnya.
Awalnya, Nani diberi pinjaman Rp 2 juta. Uang tersebut, dia putarkan untuk usaha. Sebelumnya, Nani merupakan pedagang es kelapa muda, tapi usahanya itu bangkrut.
Setelah mendapat bantuan modal dari Bank BTPN Syarihan, Nani beralih menjadi pedagang daun pisang.
Ternyata, usahanya cukup moncer dan daun pisangnya dikirim ke sejumlah pasar tradisional. Bahkan, bisa dikirim ke Jakarta.
Kini, usaha Nani kian pesat. Selain jualan daun pisang, dia juga berjualan beras. Karena usahanya berkembang, Bank BTPN Syariah perlahan tapi pasti menambah suntikan modal buat Nani. Jumlahnya sekarang mencapai Rp 80 juta.
“Alhamdulillah, pinjaman ini sangat membantu. Dengan adanya pinjaman ini, saya tak tertarik meminjam modal ke bank emok,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate & Marketing Communication Head Bank BTPN Syariah, Ainul Yaqin, mengatakan, pihaknya merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi.
“Di sini, kami Bank BTPN Syariah memberikan empat akses sekaligus kepada nasabah,” ujarnya.
Pertama, akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif. Kedua, akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif.
Ketiga, akses persediaan barang dan jasa. Keempat, akses pasar agar ibu-ibu nasabah dapat memasarkan produknya lebih luas. Untuk mendapatkan empat akses tersebut, ibu-ibu harus mengikuti kumpulan yang dipandu oleh tim, minimalnya dua minggu sekali.
Ainul menyebutkan, hingga kuartal I tahun 2024 ini, Bank BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp68,84 miliar untuk Kabupaten Purwakarta. Besaran pembiayaan tersebut, diperuntukkan bagi lebih dari 15 ribu nasabah yang ada di wilayah ini.
Sementara itu, Kepala Pembiayaan Area Jabar 5 Bank BTPN Syariah, Asri Pijar Septia, mengatakan, pihaknya memiliki program yang melayani nasabah inklusi. Salah satunya, dengan menerjunkan tim pendampingan langsung ke masyarakat.
“Pendampingan inilah yang telah diberikan oleh BTPN Syariah kepada masyarakat inklusi, bahkan sebelum mereka menjadi nasabah. Hal ini dilakukan karena BTPN Syariah bertekad menciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti,” ujarnya.
BTPN Syariah melayani masyarakat inklusi melalui kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Dalam kumpulan, masyarakat inklusi ini tidak hanya diberikan akses keuangan.
Seperti pencairan pembiayaan dan mengangsur. Melainkan juga akses pengetahuan. Pasalnya, saat ini dibutuhkan empat sikap perilaku unggul yang disebut dengan BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu).
Supaya, masyarakat inklusi terus tumbuh dan memiliki hidup yang lebih berarti. Hal ini akan terjadi jika nasabah rutin hadir dalam setiap kumpulannya.