Cegukan yang terus-menerus selama lebih dari 48 jam dianggap sebagai cegukan jangka panjang, dan ketika kondisi ini berlangsung lebih dari dua bulan, dianggap sulit untuk diatasi. Ada beberapa jenis cegukan jangka panjang yang dapat dikategorikan berdasarkan iritasi atau pemicunya.
Pertama, sebagian besar cegukan persisten disebabkan oleh cedera atau iritasi pada saraf vagus atau frenikus, yang mengontrol pergerakan diafragma. Saraf ini dapat terpengaruh oleh berbagai faktor, seperti iritasi pada gendang telinga, nyeri tenggorokan, gondok, GERD (gastroesophageal reflux disease), kista atau tumor di esofagus, atau kerusakan pada sistem saraf pusat (SSP).
Kerusakan SSP bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti trauma kepala, penyakit seperti meningitis atau sklerosis multiple, atau bahkan penggunaan alkohol yang berlebihan.
Kemudian, ada beberapa penyebab umum cegukan jangka panjang, termasuk penyalahgunaan alkohol, penggunaan tembakau, reaksi terhadap obat anestesi, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Ketidakseimbangan elektrolit, diabetes, gagal ginjal, penyakit Parkinson, serta pengobatan kanker dan kemoterapi juga dapat menjadi pemicu.
Terakhir, terdapat juga kemungkinan bahwa prosedur medis tertentu secara tidak sengaja dapat menyebabkan cegukan jangka panjang. Beberapa prosedur ini digunakan untuk mengobati atau mendiagnosis kondisi lain, seperti penggunaan kateter untuk mengakses otot jantung, penempatan stent esofagus untuk membuka kerongkongan, bronkoskopi untuk memeriksa paru-paru dan saluran udara, atau trakeostomi yang melibatkan pembuatan lubang bedah di leher.