Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo memastikan bahwa pil KB tidak menyebabkan rahim kering. Hal ini sekaligus membantah mitos di masyarakat yang menyebutkan bahwa pil KB menyebabkan rahim kering.
“Faktanya, pil KB merupakan kontrasepsi yang jenisnya mampu menunda kehamilan untuk sementara dan kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah berhenti mengkonsumsinya,” ujar Hasto dilansir dari Antara, Rabu (30/5/2024).
Ia juga menegaskan, pentingnya pendewasaan usia perkawinan untuk mencegah angka kematian ibu atau bayi saat melahirkan.
“Menikah jangan terlalu muda, kalau baru 15, 16, atau 17 tahun sudah hamil, maka ketika melahirkan itu tidak sukses karena diameter panggul belum mencapai 10 sentimeter, sehingga bayinya bisa terjepit, lahirnya susah. Sering bayinya meninggal dalam proses, karena Tuhan menciptakan diameter kepala bayi itu 9,9 sentimeter,” tutur dia.
Selain pendewasaan usia perkawinan, Hasto juga mengingatkan agar tidak menikah terlalu tua atau di atas 35 tahun.
“Di umur 35 tahun ternyata Tuhan sudah menciptakan manusia itu dari lemah dikuatkan, dari kuat dilemahkan, puncaknya di umur 32 tahun, di bawah itu masih sehat-sehatnya, kuat-kuatnya,” ucap Hasto.
Dokter spesialis kandungan itu juga menyampaikan pentingnya ASI eksklusif pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), karena pada periode tersebut menyusui merupakan salah satu cara efektif mencegah stunting. Ia juga menjelaskan, otak manusia berkembang maksimal pada usia 24 bulan.
“Kalau orang bilang air susu enggak keluar, sebetulnya keluar, cuma tidak rajin menyusui. Untuk itu kita sosialisasi pencegahan stunting di 1.000 HPK. Ini kampanye kita selalu, ayo cegah stunting dari sejak konsepsi (pembuahan) sampai 24 bulan, program-programnya banyak sekali,” kata dia.