Liputan6.com, Jakarta – Autisme merupakan sebuah kondisi neurodevelopmental berbeda yang ditandai dengan pola perilaku dan interaksi sosial yang tidak biasa.
Menurut Verywell Mind, Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi kelima (DSM-5), mengklasifikasikan autisme sebagai sebuah spektrum. Artinya, individu dengan autisme memiliki kebutuhan dukungan dan kekuatan yang berbeda-beda.
Tingkat kebutuhan dukungan ini umumnya diukur berdasarkan berbagai bidang, seperti komunikasi, interaksi sosial, perilaku, dan kemampuan belajar.
Tingkatan autisme tersebut umumnya diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan dukungan yang dibutuhkan individu. Namun, klasifikasi ini tidak selalu mencerminkan kemampuan kognitif atau keterlambatan perkembangan di masa kanak-kanak.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan autisme adalah unik dan memiliki profil kebutuhan dan kekuatannya sendiri.
Seseorang dengan autisme mungkin menunjukkan gejala perilaku yang tergolong Tingkat Satu, namun memiliki gejala komunikasi sosial yang tergolong Tingkat Dua.
Kebutuhan dukungan individu pun dapat berubah seiring waktu. Misalnya, seseorang yang mengalami kelelahan mungkin memerlukan dukungan yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Dengan intervensi dan terapi yang tepat, gejala autisme pada individu dapat menjadi lebih terkendali dan kualitas hidup mereka pun dapat meningkat.
Berikut karakteristik 3 tingkatan Gangguan Spektrum Autisme (ASD).