Jika dibandingkan, keduanya memanglah sepeda motor sport. Namun, salah satu darinya sering dibilang ‘nanggung’ oleh para penggemar sepeda motor.
Meskipun keduanya memiliki mesin berkapasitas 150 cc yang sama, yang juga menggunakan mesin 4 tak dengan sistem DOHC dengan 4 klep, karakter mesinnya berbeda.
CBR150R K45G yang merupakan generasi keempat dari seri tersebut, memiliki karakter mesin square, di mana langkah pistonnya sedikit lebih besar daripada diameter pistonnya. Profil diameter ada di 57,3 mm, sementara langkahnya 57,8 mm.
Tipe mesin ini memiliki tenaga yang hampir merata di semua tingkatan RPM, baik rendah maupun tinggi. Meski sebenarnya tidak sampai overstroke, tetapi performa motor sportnya terbilang nanggung. Karena tidak memaksimalkan tenaga di RPM tinggi.
Berbeda dengan CB150R K15A yang karakter mesinnya overbore, alias diameter pistonnya jauh lebih besar ketimbang langkah pistonnya. Lihat saja jika diameter piston mesin K15A berkuran 63,5 mm, langkahnya hanya 47,2 mm.
Setelan tipe mesin ini andal di putaran RPM tinggi yang akan memaksimalkan tenaga puncak di RPM menengah hingga tinggi. Beginilah karakter-karakter mesin motor sport pada umumnya.
Oleh karena ini, banyak penggemar yang menyebut mesin DOHC K15A sebagai real DOHC, ketimbang mesin K45G yang malu-malu di putaran tinggi. Bahkan penggemar di Indonesia menjuluki DOHC karakter square tersebut dengan DOHC Hello Kitty.
Namun demikian, bisa dipahami bahwa konfigurasi square tersebut ditujukan produsen untuk memberikan torsi dan tenaga yang lebih ngisi untuk pemakaian sehari-hari.
Meski begitu, berbicara tentang keluaran tenaga, sebenarnya K45G memproduksi sedikit lebih banyak. Keluaran maksimumnya sebesar 16,8 tenaga kuda sudah keluar di 9.000 RPM dan torsi 13,7 Nm-nya di 7.000 RPM. Sementara K15A mengeluarkan 16,8 tenaga kuda di 10.000 RPM dan torsi 13,1 Nm di 8.000 RPM.