Sebelum peresmian Kantor Kedutaan Besar Rwanda, pada pagi harinya Menlu Retno Marsudi menyambut kedatangan Menlu Vincent Biruta di Kementerian Luar Negeri RI.
Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas sejumlah hal mulai dari kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, hubungan antar masyarakat hingga Palestina.
“Indonesia dan Rwanda telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang Konsultasi Politik,” kata Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (6/6).
“Nota Kesepahaman ini akan menjadi dasar untuk membahas berbagai aspek kerja sama bilateral dan bertukar pandangan tentang isu-isu regional dan internasional.”
Menlu Retno juga mengatakan bahwa Indonesia dan Rwanda juga telah mengintensifkan kerja sama keamanan dalam beberapa tahun terakhir.
“Saat ini kami sedang menyelesaikan Nota Kesepahaman antara Indonesia dan Kepolisian Nasional Rwanda tentang pemberantasan kejahatan terorganisasi transnasional dan peningkatan kapasitas. Semoga dapat segera ditandatangani.”
Kedua, kerja sama di bidang ekonomi juga menjadi pembahasan dimana perdagangan bilateral dilaporkan terus pulih pasca-pandemi.
“Tahun lalu nilai perdagangan kita meningkat 100 persen dan pada kuartal pertama tahun ini meningkat 32%. Meskipun demikian, kami yakin masih ada ruang yang cukup untuk tumbuh.”
“Ketiga, tentang hubungan antar masyarakat. Hari ini kita telah menandatangani Perjanjian tentang Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas yang akan menyederhanakan peraturan tentang masuk dan tinggal bagi pejabat kedua negara dan berkontribusi pada penguatan hubungan persahabatan kita,” kata Retno Marsudi.
Indonesia juga telah memberikan status Visa on Arrival (VoA) kepada Rwanda sejak Februari tahun lalu untuk mengintensifkan kontak antarmasyarakat termasuk keterlibatan B-to-B.