Pengembangan sistem pencatatan untuk meningkatkan jumlah donor juga terus dikembangkan dan diawali dengan program registri transplantasi. Serta persiapan untuk pengembangan layanan transplantasi dari donor cadaver, sehingga lebih banyak pasien yang mendapat organ untuk ditransplantasikan.
“Inovasi lain yang saat ini juga berkembang adalah layanan stem cell yang akan sangat bermanfaat untuk para penderita penyakit terutama penyakit hematologi atau kelainan darah,” kata Gerhard.
Meskipun sudah banyak kemajuan di bidang transplantasi di Indonesia, tapi masih banyak juga rintangan yang perlu dihadapi.
“Kami percaya Indonesia makin berkembang di bidang ini, hanya saja ada beberapa keterbatasan yang masih dialami. Misalnya, ketersediaan layanan yang terintegrasi dan layanan pendukung transplantasi seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan sumber daya manusia masih berpusat di kota-kota besar.”
Selain itu, birokrasi yang panjang dalam persiapan transplantasi serta keterbatasan pilihan obat karena harganya masih relatif mahal juga masih jadi tantangan.
“Hal ini tentu terus menjadi perhatian kami dan kami berharap ke depannya akses menuju transplantasi semakin luas,” kata Gerhard.
“Namun di luar akses dan fasilitas, yang menjadi hambatan juga berkaitan dengan keterbatasan donor khususnya donor hidup, karena donor untuk organ padat hanya dari donor hidup sehingga ada keterbatasan jumlah pasien yang ditransplantasi,” pungkasnya.