“Anak-anak Gaza yang bermimpi untuk mengabdi pada rakyat dan kemanusiaannya. Kami melihatmu dan kami mencintaimu,” tulis seorang warganet.
“Saya ingin Nora menjadi jurnalis dan menceritakan kepada kita semua tentang betapa indahnya negara dan rakyatnya. Betapa cantik, kuat, dan banyak akal,” sahut warganet lain.
“Kami di sini untuk Anda dan semoga semua impian Anda menjadi kenyataan!” komentar warganet lainnya.
Sampai saat ini, serangan militer Israel semakin meningkat di Rafah, sebuah kota yang terletak di bagian paling selatan Jalur Gaza. Di tengah meningkatnya serangan tersebut, sebagian besar warga Gaza terpaksa mengungsi dari Rafah demi keselamatan mereka.
Melansir kanal Health Liputan6.,com, 9 Mei 2024, serangan yang terjadi di Rafah telah menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut perkiraan WHO, sekitar 30 hingga 40 ribu orang telah meninggalkan Rafah menuju Khan Younis dan Deir al-Balah. Namun, lebih dari 1,4 juta orang masih berisiko tinggi menjadi korban serangan di Rafah, termasuk 600 ribu anak.
Dampak dari serangan tersebut juga terasa di sektor kesehatan. Salah salah satu dari tiga rumah sakit di Rafah, yaitu rumah sakit An-Najjar, terpaksa ditutup. Pasien-pasien telah dipindahkan ke tempat lain, dan staf rumah sakit telah mengeluarkan persediaan dan peralatan penting untuk melindungi mereka.